MENYAMBUT HUT RI KE_64. SD PURO PA II JUMAT 14_08_09
Cari Berita Di sini :
Rabu, 19 Agustus 2009
Rabu, 12 Agustus 2009
Senin, 10 Agustus 2009
Wajah Bangsa Ku
Sebuah kebanggan tersendiri bagiku kini berada di Tanah Air Indonesia. Aku dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang kata orang subur makmur, kaya akan sumber daya alamnya dan hasil perut buminya. Keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa yang dikemas dalam satu kesatuan Negara Indonesia, dan semuanya itu dipadukan didalam Kebhinekaan Tunggal Ika.
Aku bangga, aku bangga akan Indonesia ku. Aku bangga semua keberagaman itu dapat disatukan dengan semangat yang berkobar-kobar dari pendiri bangsa ini. Aku menangis bila sesuatu terjadi menimpa Indonesia ku. Indonesia adalah tumpah darahku, aku akan berusaha semampuku untuk mempertahankan dan membelanya bila sesuatu terjadi merongrong satu kesatuan dan keberagaman bangsaku.
Namun, hal tersebut tak dapat dicegah. Telah banyak kejadian yang memilukan hatiku terjadi selama ini menimpa bangsaku. Perang bernuansa suku, etnis, budaya dan SARA ataubahkan ada sebagian golongan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hatiku menangis, tak habis pikir aku mengapa semua ini terjadi, tak habis pikir aku kenapa bangsa ini jatuh kedalam berbagai malapetaka yang merusak sendi-sendi kesatuan dan persatuan itu.
Indonesia damai sepertinya kini sulit untuk ku ucapkan dari mulutku. Indonesia yang dikenal dengan budaya sopan santun dan ramah tamahnya kini sepertinya kehilangan jati dirinya. Gerakan separatis muncul dibelahan Nusantara ku. Mereka berusaha dengan segala kemampuannya atau bahkan merelakan nyawa mereka demi sebuah tujuan yang tak pasti.
Indonesia kini mulai berbenah diri, Indonesia kini mulai belajar dari kesalahan sistem yang ada. Namun, kita tak akan pernah tahu apakah semua yang dilakukan oleh Negara ini akan membawa kita semua kearah yang lebih baik dan mensejahterakan kita semua sebagai Rakyat Indonesia.
Tak sedikit nyawa melayang, tak sedikit pengorbanan yang dilakukan untuk menegakkan kembali bangsa ini. Supermasi hukum yang masih tumpang-tindih dengan kepentingan pribadi atau golongan masih kita temukan di Negara ini. Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Indonesia seakan-akan diombang-ambing oleh gelombang badai besar.
Anak Negeri merintih kesakitan dan kelaparan akibat kurangnya perhatian dari bangsa ini. Penggusuran terjadi dimana-mana, tetapi Negara ini seakan-akan tak pernah tahu akan diapakan Rakyatnya. Gedung tinggi pencangkar langit menjamur dimana-mana, namun Rakyat jelata masih saja kita temukan tinggal dibawah kolong jembatan dan tempat-tempat lain yang seharusnya tak pantas untuk mereka. Mereka diperlakukan sebagai anak tiri di Negara sendiri, mereka bagaikan orang asing yang tak tahu akan pergi kemana lagi.
Aku kasihan kepada saudara-saudaraku, aku kasihan dan ingin rasanya aku menangis melihat ternyata masih banyak saudara-saudaraku bahkan disekitarku hidup tidak layak, hidup dibawah garis kemiskinan, jauh dari perhatian Negara ini. Sikap keakuan dan masa bodoh sepertinya kini mulai menjamur di Negaraku. Yang lemah semakin lemah, yang kuat semakin kuat menginjak-injak dan merampas hak-hak dari kaum yang lemah.
Sudah sekian abad lamanya Indonesia merdeka, namun masih ada saudara-saudaraku yang belum menikmati dan merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Negara ini seakan tak pernah sadar bahwa saudara-saudaraku ingin diperhatikan. Mereka dijajah di Negara sendiri dan bukan menjadi tuan di Negara ini.
Dibutuhkan adanya sikap toleransi yang tinggi bila kita semua ingin melihat wajah Negara kita yang sesungguhnya. Sikap rela berkorban, peduli sesama perlu kita pupuk dan tumbuhkan kembali sebagai Rakyat Indonesia. Dengan penuh rasa dan sikap optimis aku mengatakan yakin, bila kita semua memiliki sikap dan tekad yang sama serta visi-misi yang sama untuk Negara ini, maka tidak ada yang mustahil Indonesia akan aman, damai dan sejahtera.
Segala sesuatu yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan itu akan kita hancurkan bersama. Konflik yang melanda Negara ini tidak akan pernah terjadi lagi apabila kita menyadari betapa pentingnya memupuk dan menumbuhkan sikap kebersamaan dalam keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa serta menegakkan supermasi hukum yang ada. Dan kita tidak akan melihat lagi saudara-saudara kita hidup dibawah garis kemiskinan apabila dari sekarang kita memupuk dan menumbuhkan sikap peduli sesama, sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang subur makmur.
Aku percaya, Indonesia akan bangkit kembali dan kepercayaanku akan menjadi kepercayaan kita bersama, dan kebanggaanku akan bangsa ini akan menjadi kebanggaan kita bersama pula.
Oleh : Gerson Anderson
Sebuah kebanggan tersendiri bagiku kini berada di Tanah Air Indonesia. Aku dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang kata orang subur makmur, kaya akan sumber daya alamnya dan hasil perut buminya. Keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa yang dikemas dalam satu kesatuan Negara Indonesia, dan semuanya itu dipadukan didalam Kebhinekaan Tunggal Ika.
Aku bangga, aku bangga akan Indonesia ku. Aku bangga semua keberagaman itu dapat disatukan dengan semangat yang berkobar-kobar dari pendiri bangsa ini. Aku menangis bila sesuatu terjadi menimpa Indonesia ku. Indonesia adalah tumpah darahku, aku akan berusaha semampuku untuk mempertahankan dan membelanya bila sesuatu terjadi merongrong satu kesatuan dan keberagaman bangsaku.
Namun, hal tersebut tak dapat dicegah. Telah banyak kejadian yang memilukan hatiku terjadi selama ini menimpa bangsaku. Perang bernuansa suku, etnis, budaya dan SARA ataubahkan ada sebagian golongan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hatiku menangis, tak habis pikir aku mengapa semua ini terjadi, tak habis pikir aku kenapa bangsa ini jatuh kedalam berbagai malapetaka yang merusak sendi-sendi kesatuan dan persatuan itu.
Indonesia damai sepertinya kini sulit untuk ku ucapkan dari mulutku. Indonesia yang dikenal dengan budaya sopan santun dan ramah tamahnya kini sepertinya kehilangan jati dirinya. Gerakan separatis muncul dibelahan Nusantara ku. Mereka berusaha dengan segala kemampuannya atau bahkan merelakan nyawa mereka demi sebuah tujuan yang tak pasti.
Indonesia kini mulai berbenah diri, Indonesia kini mulai belajar dari kesalahan sistem yang ada. Namun, kita tak akan pernah tahu apakah semua yang dilakukan oleh Negara ini akan membawa kita semua kearah yang lebih baik dan mensejahterakan kita semua sebagai Rakyat Indonesia.
Tak sedikit nyawa melayang, tak sedikit pengorbanan yang dilakukan untuk menegakkan kembali bangsa ini. Supermasi hukum yang masih tumpang-tindih dengan kepentingan pribadi atau golongan masih kita temukan di Negara ini. Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Indonesia seakan-akan diombang-ambing oleh gelombang badai besar.
Anak Negeri merintih kesakitan dan kelaparan akibat kurangnya perhatian dari bangsa ini. Penggusuran terjadi dimana-mana, tetapi Negara ini seakan-akan tak pernah tahu akan diapakan Rakyatnya. Gedung tinggi pencangkar langit menjamur dimana-mana, namun Rakyat jelata masih saja kita temukan tinggal dibawah kolong jembatan dan tempat-tempat lain yang seharusnya tak pantas untuk mereka. Mereka diperlakukan sebagai anak tiri di Negara sendiri, mereka bagaikan orang asing yang tak tahu akan pergi kemana lagi.
Aku kasihan kepada saudara-saudaraku, aku kasihan dan ingin rasanya aku menangis melihat ternyata masih banyak saudara-saudaraku bahkan disekitarku hidup tidak layak, hidup dibawah garis kemiskinan, jauh dari perhatian Negara ini. Sikap keakuan dan masa bodoh sepertinya kini mulai menjamur di Negaraku. Yang lemah semakin lemah, yang kuat semakin kuat menginjak-injak dan merampas hak-hak dari kaum yang lemah.
Sudah sekian abad lamanya Indonesia merdeka, namun masih ada saudara-saudaraku yang belum menikmati dan merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Negara ini seakan tak pernah sadar bahwa saudara-saudaraku ingin diperhatikan. Mereka dijajah di Negara sendiri dan bukan menjadi tuan di Negara ini.
Dibutuhkan adanya sikap toleransi yang tinggi bila kita semua ingin melihat wajah Negara kita yang sesungguhnya. Sikap rela berkorban, peduli sesama perlu kita pupuk dan tumbuhkan kembali sebagai Rakyat Indonesia. Dengan penuh rasa dan sikap optimis aku mengatakan yakin, bila kita semua memiliki sikap dan tekad yang sama serta visi-misi yang sama untuk Negara ini, maka tidak ada yang mustahil Indonesia akan aman, damai dan sejahtera.
Segala sesuatu yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan itu akan kita hancurkan bersama. Konflik yang melanda Negara ini tidak akan pernah terjadi lagi apabila kita menyadari betapa pentingnya memupuk dan menumbuhkan sikap kebersamaan dalam keberagaman suku bangsa, ras, agama dan bahasa serta menegakkan supermasi hukum yang ada. Dan kita tidak akan melihat lagi saudara-saudara kita hidup dibawah garis kemiskinan apabila dari sekarang kita memupuk dan menumbuhkan sikap peduli sesama, sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah yang subur makmur.
Aku percaya, Indonesia akan bangkit kembali dan kepercayaanku akan menjadi kepercayaan kita bersama, dan kebanggaanku akan bangsa ini akan menjadi kebanggaan kita bersama pula.
Oleh : Gerson Anderson
"Investasi Pendidikan"
Pendidikan adalah investasi masa depan, masa depan yang cerah yang memanusiakan-manusia Indonesia. Pendidikan ada karena memang pendidikan merupakan syarat mutlak suatu Bangsa untuk bisa bersaing dengan Negara lainnya. Investasi masa depan sebagai bekal untuk membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan memiliki paradikma pembaharuan untuk Bangsanya.
Pendidikan adalah kunci pembuka gembok kebodohan, ketertinggalan dan keterasingan suatu Bangsa untuk dapat terangkat di dunia Internasional yang siap bersaing dengan kemajuan IPTEKS. Tanpa pendidikan suatu Bangsa akan mengalami kemerosotan dan akan tergilas oleh kemajuan zaman. Pendidikan mutlak bagi suatu bangsa, pendidikan bagaikan sebuah kompas penunjuk arah mata angin. Kompas pendidikan adalah kompas penunjuk arah dan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu pendidikan yang memberikan manfaat dan faedah positif bagi Bangsanya.
Indonesia senagai Negara kepulauan yang memiliki keberagaman suku bangsa, agama, dan bahasa adalah suatu Bangsa yang memiliki peradaban yang dimulai dari titik awal kesamaan tekad dan cita-cita yang dipersatukan oleh Kebhinekaan Tunggal Ika yang menjadi dasar Negara.
Kesadaran suatu Bangsa akan arti pentingnya pendidikan bagi generasi penerus Bangsanya akan membawa Bangsa tersebut pada peradaban kemajuan zaman. Pendidikan yang dapat diakses oleh setiap lapisan masyarakat adalah pendidikan yang mengarah kepada terciptanya manusia-manusia yang memiliki intelektualitas dan nilai-nilai moral serta etika pendidikan yang tinggi pula. Kebodohan dan kemiskinan adalah dampak dari kemerosotan pendidikan yang tidak merakyat kepada rakyat. Mahalnya biaya pendidikan merupakan kendala utama masyarakat untuk dapat mengakses pendidikan.
Kebodohan dan kemiskinan adalah musuh besar yang harus segera diberantas keberadaannya di Negara ini. Sudah sekian abad lamanya Indonesia Bangkit, namun masih saja kita temukan mereka yang terluka dan menderita akibat kebodohan dan kemiskinan yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.
Sebuah dilema dibalik perjalanan panjang sejarah Indonesia yang mulai Bangkit dari keterpurukan dan kemerosotan diberbagai macam aspek kehidupan. Keterpurukan dan kemerosotan terjadi karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Semangat kebangkitan Nasional yang muncul dari jati diri Bangsa adalah kesadaran betapa pentingnya pendidikan untuk dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa agar dapat Bangkit kembali terlepas dari keterpurukan dan kemerosotan.
Pendidikan adalah gerbang menuju sebuah kota mutiara yang terpendam didalam jiwa dan raga Manusia. Pendidikan adalah mata rantai yang tak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia akan pentingnya sebuah pengetahuan. Sebuah mata rantai yang saling sambung-menyambung dari ujung-keujung hingga sampai pada suatu titik pertemuan yaitu titik awal pengetahuan yang mengandalkan pendidikan.
Manusia yang sadar akan pentingnya pendidikan adalah manusia yang siap bersaing dengan kemajuan zaman. Pendidikan adalah investasi masa depan, masa depan yang cerah, masa depan untuk Bangsanya.
Oleh: Gerson Anderson
Langganan:
Postingan (Atom)